Showing posts with label bibit. Show all posts
Showing posts with label bibit. Show all posts

Monday, August 26, 2019

TIPS MEMPERBANYAK BIBIT ZAITUN

Menanam bibit zaitun di Indonesia adalah pilihan yang tepat. Mengapa? Mengingat alam Indonesia yang subur bisa dijadikan salah satu alasan utama. Zaitun adalah tanaman yang sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu dan memiliki sejarahnya yang kuat dan bahkan tertulis di dalam Kitab Suci. Selain itu, permintaan minyak zaitun dunia yang tinggi, sebagai produk akhir dari tanaman ini, patut menjadi pertimbangan.

Tanaman zaitun merupakan salah satu tanaman yang disebut dalam Al-Quran. Karena keistimewaannya itu banyak orang mencari tanaman ini untuk ditanam, walau dengan merogoh kocek yang tidak sedikit. Selama ini, pohon zaitun masih ditanam oleh para penghobi tanaman di rumah-rumah. Jumlah mereka yang menekuni masih sedikit salah satu alasannya karena minimnya pengetahuan budidaya tanaman tersebut. Sebagian mereka melihat ada sisi eksotik dari pohon zaitun yang dikenal oleh dunia sebagai simbol pohon perdamaian. Bibit pohon zaitun ukuran 50-60 cm dijual dengan harga Rp600.000 hingga Rp800.000,- hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi petani Indonesia untuk mengembangkannya.

Memperbanyak zaitun dengan teknik cangkok
Cara ini adalah salah satu cara yang aman dilakukan, namun teknik yang tepat harus diterapkan dengan baik. Zaitun yang merupakan tanaman ‘padang pasir’ harus bisa menyesuaikan diri dengan iklim dan cuaca Indonesia. Media cangkok yang paling tepat adalah tanpa menggunakan tanah. Tanah cenderung mudah kering dan mudah padat. Media yang saat ini paling bisa diterima adalah penggunaan cocopeat (serbuk sabut kelapa) yang memiliki kelembapan ideal bagi tumbuhnya akar cangkok. Ini juga bisa diaplikasikan dengan media mos (lumut hutan) yang memiliki karakter yang sama dengan cocopeat. Salah satu resep yang perlu diperhatikan adalah anda tidak perlu menunggu cangkokan dipenuhi akar. Anda cukup menunggu satu dua akar yag keluar, cangkokan bisa langsung dipotong lalu dipindahkan ke polibag. Setelah itu tanaman disimpan di bawah naungan dengan memberikan vitamin dan hormone akar yang dibutuhkan. Tentunya sesuai takaran yang tepat. Cara ini adalah cara untuk menghindari kegagalan tumbuh yang biasanya dialami oleh pemula, seperti batang cangkok yang mati mengering karena kondisi stres pasca turun cangkok. Keberhasilan teknik cangkok ini umumnya sekitar 80-90%.

Tahapan Mencangkok:
  1. Siapkan cocopeat basah dengan kondisi tidak meneteskan air saat diremas-remas.
  2. Siapkan plastik es (plastik PE) atau anda juga bisa menggunakan plastik wrapping buah sebagai lapisan pengaman dari air hujan.
  3. Kerat pada batang pohon zaitun minimal sebesar batang pensil (lebih besar lebih baik). Kerat cukup selebar 5 cm. lalu kerik kambiumnya hingga tidak ada yang tersisa pada area keratan. Oleskan root-up (buat seperti pasta) di area luka kerat tadi secukupnya.
  4. Tutup keratan tadi dengan media cocopeat lalu tambahkan vitamin akar.
  5. Tunggu hingga 2-3 bulan, akar mulai tumbuh. Waktu tumbuh akar juga bisa lebih panjang dari ini karena beberapa faktor penyebab. Misalnya, media cangkok yang terlalu kering saat kemarau atau terkena gangguan hama.
  6. Jika anda sudah mulai melihat ada akar tumbuh satu atau dua, anda sudah bisa memotongnya di sore hari.
  7.  Lalu lepaskan plastik yang masih melekat. Rendam cangkokan tadi pada cairan Atonik dan B1 atau sejenisnya untuk membantu pertumbuhan.
  8. Cangkokan yang telah dipotong ditanam di polibag dengan media campuran sekam bakar dan sekam mentah, tanah, pasir laut, dan pupuk kandang dengan perbandingan 3:3:2:2. Pasir laut digunakan sesuai habitat zaitun yang tumbuh di daerah dekat pantai Mediterania. Di polibag, bibit asal cangkok itu disemprot vitamin B1 agar tidak stres dan diletakkan di bawah naungan selama 40 hari. Selama di naungan, bibit disiram larutan atonik dan B1 tiap 2 hari sekali.


Memperbanyak dengan metode stek pucuk
Selain cangkok, melakukan perbanyakan dengan teknik stek juga bisa dilakukan. Namun, cara yang satu ini memerlukan penanganan yang cukup ‘merepotkan’ karena anda harus selalu memperhatikan kelembapan stek saat berada dalam media persemaian. Umumnya, keberhasilan cara ini hanya sekitar 40-50-% saja. Tapi tidak ada salahnya jika Anda mencobanya terlebih dahulu.

Tahapan Stek:
  1. Siapkan media cocopeat basah
  2. Sekam bakar
  3. Pasir halus (hasil ayak)
  4. Nampan plastik untuk tempat media
  5. Campurkan bagian cocopeat + pasir halus + sekam bakar dengan perbandingan 1:2:1
  6. Potong pucuk zaitun dengan lancip sepanjang 12 – 15 cm. Daun-daun bagian bawah dibuang dan disisakan 6 daun di pucuk. Daun yang tersisa dipangkas ujung-ujungnya untuk mengurangi penguapan. Berikutnya potongan pucuk itu direndam dalam larutan perangsang akar selama 1 jam dan ditanam di media cocopeat.
  7. Masukkan/ tancapkan potongan tadi ke dalam nampan yang berisi campuran cocopeat, pasir halus dan sekam bakar.
  8. Sungkupi tanaman dengan plastik dan ditaruh di bawah naungan.
  9. Setelah akar mulai terlihat dan tunas baru muncul tanaman bisa dipindahkan ke polibag di bawah naungan panas dan hujan. Tunggu hingga tanaman benar-benar siap.

Selamat menanam zaitun di rumah Anda. Semoga bermanfaat (Nanang Hanif)

#TeknikPerbanyakanZaitun
#zaitun

Tuesday, October 24, 2017

Tips Mengatasi Busuk Akar akibat Nematoda pada Pohon Tin



Menanam pohon tin (ara) di halaman rumah bisa membuat kita sehat dan bahagia. Tapi setiap tanaman selalu saja memiliki pengganggu yang bisa menghambat pertumbuhan tanaman. Salah satunya adalah hama busuk akar akibat nematoda. Nematoda atau juga biasa disebut sebagai cacing giling sering menyerang akar tanaman tin hingga membuat kondisi pohon tin hampir mati. Sebagian tampak hidup segan mati tak mau. Miris memang, tapi itulah alam.




  Cara Nematoda Menyerang Tanaman Tin


Nematoda menginfeksi tanaman tin melalui sekresi air ludah yang mengandung enzim tertentu ke dalam tanaman. Enzim inilah yang kemudian mengeluarkan racun-racun yang tidak dibutuhkan oleh tanaman.  Akibatnya sel-sel pada tanaman mengalami kematian (nekrosis).

Kerusakan pada ujung akar sungguh sangat berdampak pada serangan tingkat lanjut. Pada awal-awal serangan umumnya petani tidak bisa mengetahuinya. Hal inilah yang cukup mengkhawatirkan kita.

Akar yang rusak akibat nematoda mengakibatkan suplai air pada daun tanaman terhambat. Akibatnya laju fotosintesis turun drastis. Ciri-ciri yang bisa dilihat adalah kondisi tanaman yang tidak mau tinggi alias kerdil. Akar terlihat keriting dan terdapat benjolan-benjolan pada akar. 

Monday, September 8, 2014

Menanam Pohon untuk Masa Depan

Bumi yang kita tinggali ini tak selamanya hijau. Harus ada orang yang membuat Bumi kita tercinta ini selalu hijau. Apa yang akan kita wariskan untuk anak cucu kita? Mulailah dengan menanam pohon. Wah, bicara pohon tentu kita pernah mendengar filosofi pohon kelapa bukan? Ya, pohon kelapa memiliki manfaat dari akar hingga daunnya. Meskipun setiap pohon pasti memiliki manfaat. Setuju? Bagaimana dengan anda. Apa yang ingin anda hadiahkan untuk masa depan anak cucu kita. Tanamlah pohon yang bisa dimanfaatkan untuk anak cucu seperti durian, mangga, alpukat, dan pohon berbuah lainnya.Marilah kita menanam pohon untuk kelestarian alam dan menjaga Bumi kita agar tetap hijau lestari.
Inilah view cantik panorama Gunung Salak di awal bulan Desember  tak jauh dari Bogor Fig Garden.

Pohon Tin jenis Purple Jordan, usia 9 bulan. Daunnya cukup subur setelah diberi kompos cair buatan sendiri
Pohon tin jenis Purple Jordan ini mulai berbuah di awal bulan Oktober.

Salah satu pohon yang sedang ngetren di Indonesia adalah pohon tin. Pohon ini nama latinnya adalah  Ficus carica L. Pohon ini dapat dimanfaatkan buahnya. Buahnya sangat manis dan dikenal di Eropa dengan sebutan fig. Pohon ini relatif mudah ditanam dan bisa berbuah jika ditanam di wilayah Indonesia. Di negara asalnya wilayah Mediterania, pohon ini dimanfaatkan buahnya sebagai manisan dan selai. Buahnya tanpa biji. Yang disebut buah sebenarnya adalah bunga. Bunga itu berbentuk unik sehingga tak sembarang ngengat buah dapat melakukan penyerbukan. Wah, menarik bukan? Memang patut dicoba.